Rabu, 26 Juni 2013

Hari Rabu di Minggu Terakhir Bulan Juni

Hai, halo, semoga semuanya sehat dan berbahagia selalu.
Sudah beberapa hari tidak posting bukan karena kehabisan kata-kata. Justru ada lusinan rangkaian kalimat yang hendak berloncatan dan menarikan tari samba. Tapi lebih kepada menunggu mood dan kondisi fisik sedang prima, karena apa? karena aku sayang kamu. Halah.

Banyak kejadian yang sudah jadi sejarah pada beberapa hari sebelum hari ini. Dimulai dari domonstrasi besar-besaran menolak kenaikan BBM oleh mahasiswa diberbagagai daerah dan akhirnya tetap diumumkan secara resmi oleh Presiden RI bahwa BBM naik, kasus kerusuhan antara Syiah dan Sunni di Sampang dan Pidato "lemah" SBY meminta maaf kepada Pemerintah Malingsia dan Singapurapura terkait kiriman asap akibat pembakaran hutan dan lahan oleh pihak yang mau cari cara mudah tanpa mengeluarkan modal besar. Ah, Indonesia, dipimpin oleh seorang presiden yang bahkan tidak mampu secara spesifik menjabarkan kondisi sebenarnya.

Memposisikan diri jadi pengamat itu asyik juga ternyata, ya. Selain kita bisa menertawakan banyak hal janggal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, juga bisa bersimpati terhadap begitu banyak penderitaan yang terjadi di republik ini. Hal yang paling penting adalah dari semuanya, saya pribadi bisa mengkoreksi diri, akan begitu banyak kekhilafan yang sering dilakukan dalam tindakan sehari-hari.


Ini hari rabu terakhir di bulan juni, tidak lama lagi kita akan menyongsong bulan suci ramadhan. Bulan penuh berkah dan sasana pribadi untuk bisa jadi lebih baik, sama saja atau bahkan lebih buruk.
Semuanya tinggal dipilih dan dijalani.

Harusnya saya di Bogor pada minggu ketiga ini, untuk mendaftar pada jenjang pendidikan pasca sarjana. Tapi, atas nama taat pada aturan pemerintah. Saya menunda niat saya, semoga tahun depan bisa terealisasi. Hidup selalu dipenuhi oleh rencana-rencana, tapi terkadang ada beberapa hal yang harus bisa dimaklumi kalau rencana tersebut tidak terwujud. 

Oh ya, setiap manusia kukira punya kegelisahan masing-masing, yang bersumber dari keinginan-keinginan yang belum terwujud. Tidak apa, saya sedang mengalaminya dan bisa dibilang sering. Beginilah hidup, cuma diri sendiri yang tahu apa sebenarnya kegelisahan yang kita punya bersumber dari apa dan semoga kapasitas diri mampu untuk menetralisirnya menjadi sesuatu yang positif sekaligus pelecut semangat untuk menjalani kehidupan ke depannya. Saya pikir, jujur pada diri sendiri sekaligus berpikir positif untuk semua hal adalah kuncinya.

Sekian dan terima kasih sayang dari kamu. Uwuwuwuwu.

2 komentar: