Jumat, 21 Juni 2013

Fokus

Apa itu fokus? 

Menurut KBBJ: Kamus Berbahasa Bang Jemmy. Fokus adalah sama halnya dengan melupakan kamu-yang-susahnya minta ampun. Betapa tidak, ketika sedang mengerjakan satu kegiatan, selalu ada saja godaan untuk melakukan kegiatan lainnya. Contohnya: sebelum gue menulis ini, gue sedang mengerjakan peta dan tiba-tiba ingin menulis ini. Ya sudah, buyar semua kegiatan yang sudah gue canangkan dari hari kemarin.


Fokus itu apa? 

Gue cuma tahunya fokus dan bisa fokus itu cuma pada saat buang aing besar. Sumpah, gue gak bohong. Karena setelah gue pikir dengan mencoba fokus dari apa saja yang menyebabkan gue sampai detik ini susah fokus. Gue tiba-tiba terlempar ke masa lalu. Masa menjalani pendidikan sebagai seorang pelajar. Kamu juga mungkin mengalami kondisi yang sama, dimana setiap hari dijejali oleh begitu banyak mata pelajaran, yang otomatis kamu harus membagi fokusmu ke berbagai aspek. Mulai dari PR Mapel A sampai K. Coba bayangkan saudara-saudara setanah air beta. Bagaimana kita bisa punya kemampuan untuk fokus, kalau sedari belia saja otak sudah dipenuhi oleh berbagai macam tetek bengek yang tidak dipergunakan pada saat bekerja, kecuali membaca dan menulis. Begitu juga saat menempuh pendidikan di Universitas. Sama saja. Tiada beda.

Jadi apa itu fokus?

Menurut pendapat saya yang susah fokus. Fokus adalah satu ketetapan dari diri untuk bisa secara konsisten mengerjakan/memikirkan satu kegiatan pada satu waktu. Ya, cuma satu. Pikiran dilarang untuk bercabang karena bukan lidah ular. Halah.

Tersebutlah beberapa hari yang lewat. Saya berdiskusi dengan atasan di kantor. Beliau berujar sembari tertawa "Kita tidak pernah profesional dan fokus pada Tupoksi (tugas pokok dan fungsi), sehingga apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita. Terbengkalai semuanya."

Jadi, mungkin dalam keseharian kita. Ada begitu banyak inkonsistensi untuk bisa fokus pada satu aspek. Semua dikerjakan dalam satu moment. Sehingga produk yang dihasilkan tidak benar-benar sesuai dengan harapan. Contoh: pedagang kaki lima yang menjual bensin di pinggir jalan, lokasinya berdekatan dengan Pom bensin pula. Buat apa? sudah ada pembagian tugas dari negara dan kesepakatan masyarakat. Tapi, beginilah Indonesia, bung. Semua orang seolah mengetahui dan ahli dalam banyak hal. Sampai pengusaha warkop pun bisa berbicara politik dan seolah-olah ucapan dia bisa menentukan nasib bangsa ini.

Coba bandingkan dengan penduduk di Negara Jepang atau Jerman atau Korea Selatan. Mereka terdiri atas berbagai lapisan masyarakat yang sudah mengklasifikasikan dirinya masing-masing pada satu pekerjaan. Bukan seperti penduduk Republik Indonesia tercinta ini.

Tapi hei, coba lihat kemajuan yang mereka dapat. Kesejahteraan yang mereka nikmati, tidak perlu ada lagi kondisi bergelantungan pada atap kereta api, mempertaruhkan nyawa di jalan dengan berjalan di trotoar yang diambil alih pengendara motor dan begitu banyak kematian yang disebabkan oleh tidak fokusnya masing-masing stakeholder pada bidang pekerjaannya. Ada banyak contoh dan kamu pasti bisa menyimpulkan sendiri.

Sekali lagi, apa itu fokus?

Bisa fokus atau boleh saya kerucutkan menjadi profesional di bidangnya cuma sebatas mimpi bagi sebagian banyak orang di Republik ini. Karena apa? karena pemimpin dan perwakilan rakyat mereka sendiri, yang dipilih oleh mereka sendiri. Justru tidak fokus memikirkan kesejahteraan rakyat.

Jadi, sudahlah. Saya pribadi akan mencoba fokus dan profesional. Tapi di bidang apa? belum tahu kalau saya bilang. Do'akan saja saya secepatnya tahu dan mahfum. ha ha ha ha ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar